Senin, Desember 29, 2008

Kekuatan Komunikasi dengan Personal Magnetism

Oleh: Edy Zaqeus*

Anda pasti sering melihat seorang wanita berwajah cantik atau pria tampan yang menyedot perhatian orang di sekelilingnya. Anda pun barangkali pernah menyaksikan seorang wanita atau pria berumur, yang karena sesuatu hal, tak kalah menariknya dibanding mereka yang muda. Wanita cantik atau pria tampan menyedot perhatian karena daya tarik fisiknya (physical attractiveness). Sementara wanita dan pria berumur tadi bisa menyedot perhatian karena kematangan atau daya magnet kepribadiannya (magnetive attractiveness).

Apa yang membedakan di antara kedua kelompok tersebut? Jelas, daya tarik fisik adalah anugerah alam, dan tidak semua orang memilikinya. Sedang daya tarik personal adalah sebuah ketrampilan yang bisa dipelajari siapapun, tidak memandang usia, warna kulit, ras, apalagi agama.

Nah, jika seseorang ingin meningkatkan daya tarik fisiknya, biasanya cara-cara yang ditempuh adalah dengan memoles habis wajahnya dengan kosmetik, atau bahkan operasi plastik seperti Michael Jackson. Sementara orang yang ingin meningkatkan daya tarik pribadinya cukuplah dengan mengasah ketrampilan untuk bersikap dan berperilaku yang memikat. Cara yang pertama biasanya berat di ongkos atau sering mengandung risiko, sedang cara kedua butuh kesabaran, ketekunan berlatih, namun sangat irit di ongkos.

Beda lainnya, daya tarik fisik akan merosot jika kepribadian tidak mendukung, dan biasanya sangat memusuhi berlalunya waktu. Dengan kata lain, makin bertambah usia seseorang, makin menurun daya tarik fisiknya bagi orang lain yang menilai orang itu berdasarkan parameter fisik. Sebaliknya, magnet kepribadian justru makin kuat, seiring dengan kematangan, pengalaman dan bertambahnya usia seseorang. Inilah keunggulan personal magnetism.

Bahasa Mata
Personal magnetism adalah pemancaran cahaya kepribadian dari dalam (inner glow) menjadi cahaya kepribadian keluar (outer glow), yang menimbulkan pengaruh atau daya tarik terhadap orang lain. Unsur utama personal magnetism adalah bahasa mata, cahaya kepribadian, dan komunikasi bawah sadar. Ketiga unsur tersebut bisa dipelajari, dilatih, dan dikuasai, hingga akhirnya bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari cara Anda berkomunikasi di setiap kesempatan.

Bahasa mata adalah unsur utama dalam personal magnetism. Karena mata adalah sarana yang paling efektif untuk mengkomunikasikan daya tarik atau cahaya kepribadian Anda. Mata adalah jendela pikiran dan suasana hati Anda. Dalam komunikasi dengan bahasa mata, Anda harus melihat mata lawan bicara secara langsung dan mendalam. Ingat, melihat secara langsung dan mendalam, namun ringan. Jangan melotot, membelalak, memandang dengan tajam, atau menyipitkan mata. Kuncinya adalah, lihatlah mata lawan bicara secara langsung sambil merasakan suatu “perasaan yang mendalam”.

Jangan berbicara seolah-olah Anda sedang berbicara di hadapan sekelompok orang, sekalipun Anda memang sedang berpidato di hadapan mereka. Berbicaralah secara langsung sambil merasakan bahwa Anda sedang berbicara kepada masing-masing pribadi, bukan sekelompok orang.

Cara ini akan sangat kuat dalam menyampaikan pesan-pesan maupun mempengaruhi persepsi audience. Mereka akan merasa bahwa pesan-pesan itu sungguh-sungguh disampaikan untuk diri mereka.

Pesan Mental
Sesungguhnya, bahasa mata itu mengandung sifat fisik maupun mental. Keduanya bisa sangat mempengaruhi emosi seseorang. Anda bisa mentransfer perasaan atau pesan-pesan mental melalui bahasa mata. Anda akan mudah mengenali pesan-pesan mental itu bila berada dalam situasi komunikasi yang penuh emosi (perasaan). Mungkin Anda pernah melihat bagaimana mulut seseorang terkunci rapat, namun Anda rasakan tatapan matanya seolah ingin menyampaikan sesuatu yang begitu berarti. Anda pun bisa merasakan dan mengerti makna pesan yang disampaikannya itu.

Coba ingat pesan-pesan mental yang pernah Anda terima; misalnya tatapan seseorang yang seolah ingin mengatakan, “Aku tidak ingin berpisah”, “Aku berkata sejujurnya”, “Aku sungguh-sungguh mencintaimu”, “Maafkan aku”, dll. Biasanya, pesan-pesan mental melalui mata akan jauh lebih tertanam dan tak mudah hilang dari ingatan. Inilah kekuatan utama berkomunikasi dengan personal magnetism. Menyampaikan pesan mental melalui mata tidak selalu dalam bentuk kalimat-kalimat yang dibatin. Cara lain untuk memperkuat pancaran cahaya kepribadian adalah dengan tersenyum melalui mata!

Sepertinya mengada-ada? Sama sekali bukan. Sesungguhnya Anda sudah merasakan rasa lucu, rasa tulus, rasa iba, dan rasa-rasa yang lainnya jauh sebelum mimik muka Anda mengekspresikannya. Inilah prinsip yang digunakan, Anda hanya perlu merasakan ‘tersenyum’ dan mengalirkan perasaan itu melalui mata. Anda rasakan perasaan tersenyum, tapi jangan berpikir atau memaksakan pikiran untuk tersenyum. Rasakan senyum secara alamiah dari dalam batin.

Nah, biasanya lawan bicara tidak melihat senyum Anda dari lekukan pipi. Namun Anda akan rasakan dari pancaran matanya, bahwa mereka seperti merasa nyaman dan senang bertemu muka dengan Anda. Pada saatnya sesungging senyum menampak di muka Anda, maka senyum yang benar-benar dirasakan tadi akan terwujud sebagai senyum yang alamiah, tidak dipaksakan, hangat, dan tulus. Senyum semacam ini memperkuat pancaran pesona kepribadian Anda dan menunjukkan bagaimana karakter Anda.

Kekuatan Suara
Anda pasti pernah mendapati bagaimana seseorang yang begitu menguasai bahan pembicaraan, berpengetahuan luas, kaya pengalaman, dan lincah dalam berwicara, namun pesan-pesan yang disampaikannya terasa kurang “berisi”. Sekalipun seseorang tadi terus-menerus membeberkan kepandaian dan wawasannya, namun tetap saja, “ceramahnya” kurang membekas. Tidak ada yang nyantol. Malahan terasa kurang pas dengan situasi psikologis audiensnya. Aneh bukan?

Personal magnetism menekankan pentingnya memberi kekuatan magnetis pada suara. Hal mendasar di sini adalah proyeksi suara, yaitu bagaimana Anda memancarkan pesan mental dan bagaimana cara Anda mengucapkan pesan. Kata yang keluar dari mulut Anda adalah aspek fisik. Namun bagaimana cara Anda mengontrol proyeksi suara adalah aspek non-fisik (mental).

Menyampaikan pesan dengan kalimat-kalimat yang logis, teratur susunannya, disertai pengaturan intonasi yang pas, memang sangat penting. Namun, menyampaikan pesan terucap secara teratur, lalu membarenginya dengan proyeksi mental melalui pancaran mata, akan memperkuat daya magnet kepribadian Anda.

Satu teknik dalam public speaking adalah memulai pidato dengan cara mengarahkan pikiran, perasaan, pandangan, dan suara pada pribadi audiens terjauh dari posisi Anda. Berikutnya, proyeksikan suara pada kerongkongan, mulut, dahi, sisi belakang gigi depan, dan tentu saja proyeksikan suara melalui pandangan mata.

Bagaimana proses pemancaran pesan mental seperti ini dijalankan? Tidak sulit. Anda hanya perlu berpikir dan merasakannya bahwa proyeksi itu memang sedang mengalir dan tersalur melalui mata Anda. Bagi audiens, pidato Anda akan menjangkau perasaan keluasan dan kedalaman, serta dipersepsi bahwa hal itu memang ditujukan bagi mereka pribadi per pribadi.

Cahaya Kepribadian
Anda tidak bisa memancarkan cahaya kepribadian dan menarik perhatian orang lain, jika Anda memang tidak memilikinya. Untuk memilikinya, Anda bisa melatih diri dengan mengembangkan sifat-sifat tertentu. Cahaya kepribadian dibangun dari kebiasaan-kebiasaan, cara berpikir, serta bagaimana mengelola emosi secara positif, yang pada akhirnya akan otomatis memancar manakala Anda berinteraksi. Magnet kepribadian ini bisa dipancarkan dengan sifat pembawaan diri yang antusias, ramah, tulus, hangat, tanggap, percaya diri, serta perasaan yang mendalam saat berkomunikasi.

Tidak ada cara lain untuk mengembangkan cahaya kepribadian selain melatih diri dan membiasakan munculnya sifat-sifat tadi. Jika Anda ingin tampil anstusias dan bergairah, jangan bersikap lesu dan malas dalam berkomunikasi maupun berperilaku. Kegairahan itu memancar dan menular. Jika itu muncul secara wajar dan alamiah, hasilnya adalah reaksi yang positif.

Jika ingin ramah, bersikaplah benar-benar hangat dan terbuka kepada setiap orang. Begitu mudahnya orang lain mengenali apakah Anda cenderung terbuka atau menutup diri terhadap pribadi yang mendekati Anda. Jika ingin tulus, hindarkan diri dari pamrih-pamrih tersembunyi. Hangat dan tanggap bisa ditumbuhkan dengan perhatian sepenuhnya kepada lawan bicara, dan siap memberikan respon yang diperlukan sesuai konteksnya.

Jika ingin tampil percaya diri, milikilah perasaan bahwa hakikatnya setiap orang mempunyai kesetaraan dan persamaan hak dalam berbagai hal, dan Anda pun berhak untuk mendapatkannya. Miliki keyakinan, bahwa Anda akan mendapatkan apa yang Anda inginkan. Jika menginginkan hubungan sosial atau relasional yang mendalam, jangan tanggung-tanggung dalam menjalin kesepahaman.

Begitu murahnya ongkos mendapatkan magnet kepribadian; terus menerus berlatih mengembangkan sifat dan sikap yang positif![ez]
* Edy Zaqeus adalah seorang penulis buku bestseller, editor profesional, penerbit, trainer, dan konsultan penulisan/penerbitan.

Selasa, Desember 16, 2008

Bagaimana Mengendalikan Kemarahan? (2)

Amarah tidak mudah dihilangkan, tetapi bisa dikendalikan. Berhasil mengendalikan rasa marah berarti mengurangi potensi datangnya masalah.

(Sambungan Tulisan: Bahayanya Amarah Tak Terkendali)

Seperti diungkap dalam tulisan sebelumnya "Bahayanya Kemarahan Tak Terkendali", memang ada orang-orang yang memiliki kharakter mudah marah. Latar belakang keluarga atau persoalan-persoalan hidup sehari-hari memang bisa mengkondisikan seseorang jadi mudah marah. Bahkan ada anggapan yang mempercayai kalau tabiat lekas marah pada orang-orang tertentu memang sudah bawaan sejak lahir. Mungkin untuk kasus-kasus tertentu tabiat cepat marah harus ditangani oleh seorang psikolog atau psikiater. Ini jika rasa marah sudah menjadi semacam penyakit psikis yang kronis, pelampiasannya selalu bersifat agresif, serta mendatangkan akibat-akibat serius, baik bagi si penderita mapun orang-orang di sekitarnya.

Tetapi sesungguhnya masih banyak cara praktis yang bisa dipraktekkan secara mandiri untuk mengendalikan atau mengurangi frekuensi munculnya amarah, berikut mencegahnya menjadi sebentuk kemarahan yang sifatnya agresif. Pada prinsipnya, ada tiga cara menegendalikan tabiat marah. Pertama, melakukan langkah-langkah khusus setiap kali rasa muncul. Kedua, mengembangkan langkah-langkah khusus tersebut menjadi kebiasaan. Ketiga, mengubah paradigma atau cara pandang terhadap suatu permasalhan.

Jika kebiasaan marah-marah sudah berlangsung sangat lama, maka pengendaliannya pun perlu latihan yang terus-menerus. Itu berarti dibutuhkan usaha pengendalian yang mencakup tindakan praktis, membangun kebiasaan baru, serta mengembangkan cara pandang yang lebih positif. Sementara jika kemarahan muncul hanya karena stimulus-stimulus dari luar yang sifatnya isidental, tips berikut cukup ampuh untuk meredakan dan mengendalikan rasa marah.

1. Tarik Napas
Rasa marah bisa muncul karena sebab-sebab sepele dari luar diri kita. Tetapi, kemarahan jenis ini biasanya telah ada bibit sebelum stimulus dari luar muncul dan membuatnya meledak. Mungkin saja kondisi psikis kita sedang tertekan sehingga hal kecil pun bisa memancing kemarahan. Cara praktis pertama yang bisa dilakukan untuk mengendalikan marah seperti ini adalah dengan segera menarik napas dalam-dalam selama 1-2 menit. Kemudian, lanjutkan dengan napas yang lebih pelan dan teratur. Jika sebab kemarahan ada di depan kita, maka sebaiknya kita berpaling dan mengayun beberapa langkah menjauhinya sambil tetap mengatur pernapasan yang lembut. Jika sedang sendirian di ruangan, ada baiknya kita melangkah tujuh ke depan dan tujuh langkah ke belakang.

Hal penting yang harus dilakukan saat mengatur pernapasan maupun melangkah ke depan dan ke belakang adalah berdialog dengan diri sendiri. Cobalah bertanya dengan bijaksana kepada diri sendiri, misalnya: "Apakah aku layak marah?", "Apakah dengan marah masalah akan selesai?", "Apakah kemarahanku membuat keadaan menjadi lebih baik?", "Apakah benar kejadian ini semata karena kesalahan orang lain?", "Bukankah lebih baik memfokuskan pikiran untuk mencari jalan keluarnya?", "Apa keuntungan dan kebaikan yang saya dapat jika masalah ini bisa diselesaikan dengan baik?", dll.

Lakukan dialog dengan diri sendiri tersebut berulang-ulang sambil tetap mengatur pernapasan dengan lembut dan berirama. Jika di sekitar ada cermin, maka dialog akan lebih efektif dalam memberikan sugesti diri yang lebih positif. Jika rasa marah muncul di tengah keramaian, segera alihkan perhatian dari objek yang dianggap sebagai penyebab kemarahan. Carilah objek lain sebagai perhatian dan selanjutnya lakukan dialog diri seperti di atas.

2. Pengungkapan yang Dewasa
Sebagian ahli jiwa menyarankan supaya rasa marah diungkapkan secara langsung untuk memberikan efek pelepasan dan pemulihan. Selain itu, mengungkapkan kekesalan, kekurangsetujuan, atau rasa marah bisa menunjukkan posisi kita terhadap suatu masalah. Hasilnya, orang lain pun memahami sebab-sebab kemarahan kita dan jika hal tersebut memang beralasan, tindakan tersebut bisa mencegah kejadian yang sama berulang. Namun, mengungkapkan perasaan-perasaan tersebut tanpa membuat pihak lain sakit hati atau terancam sungguh bukan hal yang mudah.

Para pemarah sejati biasanya kurang berhasil melakukan pengungkapan amarah dengan kata-kata yang bisa dikendalikan dengan sangat ketat. Sungguh, mengungkapkan kemarahan dengan cara ini perlu kekuatan self-control yang luar biasa. Maka sebelum memutuskan utnuk mengungkapkan kemarahan secara langsung, perlu ada jeda perenungan sejenak sambil menggunakan teknik pernafasan untuk memperantarai pilihan tersebut. Jika berhasil di tahap pengendalian pertama dengan teknik pernafasan, biasanya hasrat mengungkapkan kemarahan tidak akan berlanjut. Setidaknya, penundaan sejenak tersebut memberi kita peluang untuk mencari solusi dan cara pengungkapan kemarahan dengan lebih bijaksana.

3. Pelampiasan Bertanggungjawab
Adakalanya kemarahan tidak langsung bisa diatasi dalam sekejap dan akhirnya terbawa-bawa sampai beberapa waktu lamanya. Apalagi kalau penyebab kemarahan memang hal yang sangat penting sehingga membuat pikiran berkecamuk dan dilanda stres. Dalam kasus seperti ini, menekan rasa marah atau aktivitas menenangkan diri terkadang tidak cukup. Bagi sebagian orang yang tabiat marahnya sangat kental, perlu pengalihan atau pelampiasan kemarahan yang sifatnya bertanggungjawab dan terkendali. Artinya, pelampiasan non-agresif yang tidak menimbulkan ancaman, kerugian, atau akibat yang lebih buruk lagi.

Apa saja bentuk pelampiasan tersebut? Coba lakukan aktivitas fisik yang menyegarkan badan dan pikiran, seperti push-up, bela diri, angkat beban, jogging, atau memukul sansak. Pelampiasan dengan memukul sansak misalnya, dianggap sebagai pelampiasan rasa marah yang paling efektif, terutama untuk melampiaskan kemarahan yang benar-benar memuncak. Memukul sansak dengan sekuat tenaga sambil berteriak membuat rasa marah tersalur dengan baik. Jika memukul sansak yang biasa dilakukan dengan memfokuskan kebencian kita kepada si penyebab kemarahan, tetapi dalam pelampiasan yang lebih positif pemukulan sansak dilakukan dengan teriakan sugestif kepada diri sendiri. Misalnya, "Aku bisa...mengatasi masalah ini..!", "Aku hebat..pasti bisa..atasi semua!", "Aku kuat...tidak boleh jatuh..!", dll. Teriakan sugestif ini juga bisa dilakukan untuk aktivitas lainnya.

4. Diskusi Empatik
Ada kalanya rasa marah muncul karena kesalahpahaman atau karena kita tidak bisa memandang persoalan dengan jernih. Kita selalu menganggap pkiran dan keyakinan kita yang paling benar. Akibatnya, dalam memandang sesuatu sering kurang obyektif sehingga persoalan yang memancing kemarahan muncul. Cara efektif untuk mengendalikan kemarahan jenis ini adalah dengan melakukan dialog atau diskusi dengan orang lain yang dipandang bisa lebih obyektif dalam melihat permasalahannya. Kita juga bisa mendiskusikan apakah respon kemarahan kita adalah hal yang tepat, menyelesaikan masalah, atau malah membuat situasinya menjadi lebih buruk. Rekan diskusi yang obyektif biasanya bisa mengarahkan kita pada pembicaraan yang empatik atau memandang persoalan dari sudut orang lain (si penyebab marah).

Diskusi empatik dengan orang yang tepat dan dilakukan secara terarah sangat membantu kita mengatasi rasa marah. Ini hampir sama dengan melakukan konseling, walau sifatnya lebih akrab dan informal. Diskusi semacam ini juga isa menjadi cara pelepasan kekesalan atau uneg-uneg, asal diungkapkan dengan cara yang tidak menimbulkan problem baru. Diskusi akan lebih efektif jika pihak yang sedang marah mau mengambil sikap lebih aktif mendengarkan dan berempati. Misalnya, dengan mengambil posisi sebagai si penyebab kemarahan. Selain meredam kemarahan, diskusi seperti ini juga bisa menambah wawasan, memperbaiki perspektif, dan melatih ketrampilan berkomunikasi.

5. Kebiasaan Berpikir
Supaya usaha meredam sifat lekas marah lebih efektif, maka cara-cara di atas harus dilatih terus-menerus sehingga membentuk kebiasaan penanganan amarah secara sehat. Pada saat yang sama, paradigma dalam memandang persoalan harus diubah. Di sinilah letak pentingnya kebiasaan berpikir secara positif. Cara berpikir positif akan mendorong kita menanggapi persoalan-persoalan secara positif pula. Artinya, lebih condong kepada solusi daripada persoalan itu sendiri. Lebih fokus pada kelebihan daripada kekurangan.

Banyak orang berusaha menghilangkan sifat pemarahnya tanpa diikuti perubahan paradigma. Usaha setengah-setengah seperti ini jarang berhasil. Mengapa? Karena rasa marah adalah aktivitas yang didominasi oleh emosi. Sementara, emosi hanya bisa dikendalikan oleh kematangan cara kita berpikir. Jika paradigma atau cara berpikirnya belum diperbaiki, emosi tetap sulit terkendali. Akibatnya, amarah bisa muncul kapan saja dan akal sehat sulit digunakan untuk mengendalikannya.(ez)

* Edy Zaqeus adalah seorang penulis buku bestseller, editor profesional, penerbit, trainer, dan konsultan penulisan/penerbitan.

Rabu, Desember 10, 2008

Bahayanya Amarah Tak Terkedali (1)

Oleh: Edy Zaqeus*

Marah adalah ekspresi emosi yang wajar. Tetapi jika tidak terkendali, masalah baru bermunculan. Kenali penyebabnya supaya mudah dikendalikan.
(Bagian pertama dari dua tulisan)

Sisca adalah gadis yang cantik, baik, terpelajar, dan bekerja secara profesional di kantornya. Sebenarnya, ia memiliki pribadi yang menyenangkan karena suka membantu teman-temannya sekantor. Tetapi ada satu kelemahan yang membuat kebaikannya tenggelam di mata teman-temannya. Sisca mudah sekali marah tanpa sebab-sebab yang jelas, setidak-tidaknya itu menurut teman-temannya. Ia sendiri sering tidak tahu mengapa emosinya cepat naik hanya karena persoalan-persoalan sepele. Inilah contoh-contohnya.

Suatu hari Festie, teman sekantor Sisca meminjam CD dan dengan senang hati ia meminjamkannya. “Jangan lupa, lusa balikin ya, karena aku mau pake,” pesan Sisca. “Beres, friend..” jawab Festie. Namun, pada hari seharusnya CD itu dikembalikan, Festie ternyata tidak masuk kantor karena ada keperluan keluarga yang sangat mendesak.

Bencana pun terjadi. Amarah Sisca meledak tak tertahankan. Ia tak habis pikir dengan kelakuan Festie, yang menurutnya tidak menghormati kebutuhan orang lain. “Seharusnya kan dia bilang kalau mau absen, biar aku ambil ke rumahnya. Atau dititipkan siapa, kek...” ucap Sisca gusar sekali. Seisi kantor pun kontan jadi lengang jika Sisca sedang marah. “Sudah dipinjami malah menyusahkan orang lain. Dasar perempuan tidak tahu diri!” umpat Sisca tak bisa mengendalikan rasa marahnya.

Kali lain, kemarahan Sisca kembali meledak untuk sebab yang sebenarnya biasa-biasa saja. Hari itu, Andrie atasan Sisca yang selalu berpenampilan rapi melihat seorang pria berpenampilan macho di ruang tunggu depan kantor. Pria itu memang tampak macho dengan jaket kulit penuh tempelan aksesoris, rambut agak awut-awutan, dan gelang-gelang metal bergemerincing saat ia bergerak. Sambil berlalu, Andrie berseloroh kepada Sisca, “Itu preman di sini cari siapa...?”

Langsung saja muka Sisca memerah dan hatinya dongkol sekali. Begitu bosnya masuk ke ruang kerjanya, Sisca langsung ngomel habis di depan teman-temannya. “Gila bener nih orang...! Masak pacar gue dibilang preman?!” Sisca tersinggung berat. Hasilnya, hari itu Sisca mogok total tidak mau mengerjakan satu pun tugas dari Andrie. Bahkan sebulan lebih sejak itu ia enggan menegur Andrie lebih dulu. “Mau protes, silakan saja...” ujar Sisca enteng. Seisi kantor mau tidak mau harus memaklumi sifat Sisca itu.

Sebab Marah
Secara garis besar, rasa marah bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain menyangkut self control seseorang, pola pandang yang dianutnya, serta kebiasan-kebiasaan yang ditumbuhkannya dalam merespon suatu permasalahan. Ada pula teori yang menyatakan, ada orang-orang tertentu yang dilahirkan dengan membawa tendensi mudah atau lekas marah. Sementara sebab eksternal antara lain adalah situasi-situasi di luar diri seseorang yang memancing respon emosional, latar belakang keluarga, serta juga budaya dan lingkungan sekitar.

Tak dimungkiri, cara keluarga mendidik anak mempunyai pengaruh hingga anak itu dewasa. Begitu juga kondisi keluarga. Sejumlah penelitian membuktikan, keluarga tidak harmonis atau sering dilanda konflik cenderung membuat anggota-anggotanya bersifat mudah marah. Sementara latar budaya dan lingkungan sekitar juga berpengaruh besar. Ada budaya atau lingkungan tertentu yang menganggap kemarahan harus diekspresikan dengan jelas untuk menunjukkan ketegasan dan integritas. Kharakter budaya dan lingkungan seperti ini dapat membentuk seseorang yang menganggap melampiaskan marah itu biasa. Padahal, di lingkungan dan budaya lain, kharakter demikian bisa-bisa mendatangkan masalah.

Dalam keseharian, rasa marah bisa dikenali melalui sejumlah sebab-sebab berikut. Pertama, biasanya amarah muncul bila apa yang kita inginkan tidak terwujud sebagaimana seharusnya. Contoh; sebagai pembeli kita pasti ingin diperlakukan dengan sopan dan penuh perhatian. Ibaratnya kita ini adalah “raja” yang harus dilayani. Tetapi jika karyawan toko melayani dengan muka masam atau memberi servis yang tidak sesempurna yang kita harapkan, maka rasa dongkol, jengkel, dan marah pasti mudah muncul.

Kedua, amarah muncul jika ada pihak lain yang secara sengaja atau tidak mengeluarkan ucapan atau menunjukkan perilaku yang menyinggung perasaan kita. Contohnya jelas terlihat dalam ilustrasi di atas yang menggambarkan kemarahan Sisca kepada Andrei atasannya, semata hanya karena komentar sambil lalu.

Ketiga, amarah muncul karena kekurangmampuan kita dalam memenuhi tuntutan yang kita tetapkan sendiri atas diri kita. Contoh; kita mendapat tugas menyelesaikan pekerjaan dalam waktu secepat-cepatnya. Kemudian, kita berjanji pada diri sendiri bahwa kita harus dan pasti mampu menyelesaikannya sesuai jadwal. Kenyataannya, karena lengah atau sebab tertentu, pekerjaan tersebut tidak selesai pada waktunya. Akibatnya, kita marah pada diri sendiri karena kelalaian tersebut. Dan kemarahan pada diri sendiri seperti ini bisa saja merembet ke orang lain yang tidak tahu-menahu dengan duduk persoalannya.

Bahaya Marah
Melampiaskan rasa marah adalah sesuatu yang wajar. Bahkan marah yang diekspresikan secara semestinya dianggap sehat dan malah dianjurkan. Sebab, setelah melampiaskan marah biasanya orang merasa lega dan lebih tenang. Sebaliknya, rasa marah yang terus-menerus dipendam dan ditekan malah sama bahayanya dengan marah yang tidak terkendali. Sekalipun rasa marah yang bisa diekspresikan secara sehat dan wajar, tetapi jika terlalu sering muncul dampaknya tetap negatif. Rasa marah yang sering muncul sama saja dengan amarah yang tak terkendali, dan hal ini akan sangat mengganggu efektifitas kinerja dan relasi sosial kita. Apa saja bahayanya rasa marah yang tak terkendali?

Pertama, rasa marah menyebabkan konsentrasi kita terpecah-pecah dan keadaan ini sangat mengganggu pekerjaan kita. Pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi justru sangat berbahaya bila dilakukan dengan perasaan penuh kemarahan. Jika pekerjaan terganggu, hampir pasti kehidupan kita juga ikut terganggu, dan akhirnya karir kita pun terancam.

Kedua, rasa marah biasanya memperkeruh hubungan kita dengan pasangan, keluarga, sahabat, teman, rekan kerja, dll. Pada lingkungan tertentu yang bahkan bisa memaklumi ekspresi kemarahan seseorang, tetap saja pembawaan lekas marah cenderung merusak situasi dan pola komunikasi yang berlangsung di dalamnya. Orang bisa memaklumi kemarahan orang lain, tetapi sejatinya dia tetap saja tidak pernah mau menerima marah secara cuma-cuma. Daripada mencari masalah dengan seorang pemarah, kebanyakan orang cenderung enggan berkomunikasi dengannya atau malah menjauhkan diri darinya. Dalam hubungan sosial, keadaan ini jelas tidak sehat dan tidak menguntungkan bagi si pemarah.

Ketiga, dalam banyak kasus, kemarahan sering ditanggapi dengan rasa dendam. Karena dendam sering tidak tampak secara jelas, akibat-akibat negatifnya pun kadang baru dirasakan atau disadari jauh hari setelah sebab dendam itu muncul. Tak heran jika seorang pemarah kadang mendapati dirinya diperlakukan tidak adil tanpa dirinya merasa berbuat salah sebelumnya. Bisa jadi perlakuan tidak adil yang baru saja dialaminya itu merupakan ekspresi dendam seseorang akibat pelampiasan marahnya di waktu-waktu sebelumnya.

Maka jelaslah, sifat pemarah memang tidak menguntungkan. Mungkin sifat itu sudah berurat-berakar dan sulit sekali dihilangkan. Walau begitu, tetap ada cara-cara untuk mengendalikan amarah. Ada cara-cara untuk mempersulit keluarnya rasa marah supaya tidak muncul pada waktu-waktu yang tidak menguntungkan. Artikel berikutnya akan membahas kiat-kiat mempersulit munculnya rasa marah (bersambung).[ez]
* Edy Zaqeus adalah seorang penulis buku bestseller, editor profesional, penerbit, trainer, dan konsultan penulisan/penerbitan.

Senin, Desember 08, 2008

8 Kemampuan Modal Kesuksesan

Oleh: Edy Zaqeus

Bagi sebagian orang, sukses adalah sesuatu yang sepertinya memang sudah digariskan oleh Tuhan. Ini menimbulkan pandangan yang sifatnya deterministik atau menyerah kepada nasib.

Bagi sebagian orang, sukses adalah sesuatu yang sepertinya memang sudah digariskan oleh Tuhan. Ini menimbulkan pandangan yang sifatnya deterministik atau menyerah kepada nasib. Akibatnya, jika orang sudah lebih dulu merasa dirinya tidak bernasib baik, maka sukses adalah sesuatu yang sulit digapai. Dari keyakinan yang sembrono inilah lahir banyak kegagalan.

Namun bagi sebagian lagi, sukses adalah sesuatu yang bisa diperjuangkan. Tidak dimungkiri, memang ada sebagian orang yang lebih beruntung dalam hidup ini. Artinya, orang tersebut memerlukan usaha yang relatif lebih sedikit dibanding orang kebanyakan dalam memperoleh kesuksesannya. Namun bagi para pejuang yang ingin berhasil, kesuksesan selalu berarti usaha melebihi dari rata-rata kebanyakan orang.Yang dibutuhkan oleh orang-orang bermental pejuang seperti ini adalah kemauan untuk mengasah ketrampilan-ketrampilan pribadi yang mendasar sifatnya.

Berikut adalah ringkasan dari sejumlah kemampuan (ketrampilan) pribadi yang diyakini paling berpengaruh dalam mengubah nasib seseorang, dari individu yang biasa menjadi individu yang berhasil.

1. Kemampuan Berpikir Positif
Orang yang mampu berpikir secara positif memandang kesulitan sebagai tantangan, menganggap kritik sebagai sumbangan pemikiran, dan melihat banyak peluang dan kemungkinan dalam ketidaksempurnaan. Sementara orang negatif menganggap kesulitan sebagai bentuk dari kegagalan atau kebodohannya sendiri. Berpikir positif berarti menjauhkan diri dari segala bentuk prasangka buruk, baik terhadap seseorang maupun obyek tertentu. Seseorang yang suka berprasangka buruk mudah sekali kehilangan peluang, kurang berhasil dalam relasi sosial, dan mudah mendatangkan masalah dalam kehidupan organisasi.

2. Kemampuan Menetapkan Tujuan
Kemampuan menetapkan tujuan sangat mendasar dalam mendesain sukses seseorang. Tujuan merupakan pedoman yang mengarahkan seseorang untuk mengambil tindakan-tindakan yang tepat dan terukur. Tujuan mengontrol atau mengawasi perilaku seseorang. Dan tujuan memberi kekuatan untuk maju dan mengalahkan berbagai rintangan.

Jika seseorang gagal menetapkan tujuan, maka ia bergerak tanpa arah. Dalam kehidupannya, orang ini tidak tahu mau kemana dan sudah sampai tahap mana. Pada tahap yang sangat kronos, orang tanpa tujuan sama artinya dengan orang yang kehilangan kepribadian.

3. Kemampuan Bekerjasama
Dalam banyak kisah kesuksesan, hampir menjadi kebenaran umum bahwa sukses seseorang selalu diraih berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Jarang sekali sebuah kesuksesan diraih murni dari usaha sendiri. Bahkan seorang seniman yang paling eksentrik sekalipun membutuhkan kerjasama dengan orang lain supaya karya-karyanya dihargai dengan layak.

Sukses selalu membutuhkan kemampuan bekerjasama. Ini berarti ada proses saling memberi, saling mendukung, saling melengkapi, dan bergerak bersama-sama menuju suatu tujuan.

4. Kemampuan Mengendalikan Tekanan
Tangga kesuksesan biasanya harus ditapaki dengan berbagai beban dan gangguan di sekelilingnya. Jarang sekali kesuksesan bisa diperoleh 100% dengan gratis. Dalam bidang yang sangat kompetitif, tahapan-tahapan kesuksesan sering mendatangkan beban atau tekanan psikologis yang luar biasa. Maka, para pejuang kesuksesan harus memiliki mekanisme dalam mengelola tekanan tersebut.

Popularitas seorang selebritis misalnya, selain mendatangkan uang banyak juga mendatangkan gangguan-gangguan psikologis. Kematian Elvis Presley, Marlyn Monroe, John Lenon atau Bruce Lee justru pada saat mereka di puncak kejayaannya memang penuh dengan misteri. Namun dari sekian banyak analisis, selalu ditemukan unsur tekanan dan ketakutan berlebihan pada diri mereka atas sukses yang mereka alami.

5. Kemampuan Berpikir dan Bertindak Kreatif
Tak dipungkiri, kreatifitas menjadi biang dinamika peradaban. Pribadi-pribadi kreatif mampu memformulasikan sesuatu yang baru, memodifikasi sesuatu yang lama menjadi baru, dan bisa mencipta dari sesuatu yang belum ada menjadi ada. Di era yang serba instan dan kompetitif ini, pola-pola lama sering tidak memadai lagi sebagai andalan bersaing. Di sinilah dibutuhkan cara-cara berpikir yang segar serta diikuti dengan tindakan yang tepat. Kisah sukses sering diawali dengan cara berpikir yang sederhana namun kreatif.

6. Kemampuan Bertindak Tepat
Seuatu yang bernilai jadi tidak bernilai jika tidak ada pada waktu dan tempat yang tepat. Begitu juga sebuah tindakan. Dalam kehidupan, berhasil tidaknya kita sangat ditentukan oleh ketepatan tindakan yang kita ambil, baik dari sisi jenis maupun waktu bertindaknya. Orang-orang sukses biasanya memiliki kemampuan mengambil tindakan yang tepat serta pada waktu yang dibutuhkan, terutama sekali karena mereka telah berulang kali menghadapi situasi serupa. Kemampuan instingtif atau feeling mereka terlatih oleh tantangan demi tantangan yang berhasil mereka taklukan. Ini sekaligus menunjukkan hukum kesuksesan yang sejatinya memang tidak bisa diperoleh secara instan.

7. Kemampuan Mencintai
Nah, yang lebih menarik lagi adalah bahwa orang-orang sukses selalu memiliki kemampuan untuk mencintai apa saja yang diyakini dan yang dilakukannya. Kecintaan tersebut membuat mereka mencurahkan perhatian, tenaga, dan usaha dengan sepenuh hati. Kemampuan itu pula yang membuat mereka tahan banting dan bersemangat mengalahkan setiap tantangan. Ini sekaligus menjawab mengapa orang-orang sukses memiliki dedikasi yang mengagumkan pada bidang-bidang yang ditekuninya. Tanpa kemampuan mencintai, orang sukses tak akan mampu bertahan lama dalam tangga kesuksesannya.

8. Kemampuan Memimpin
Sulit dipungkiri, orang-orang sukses adalah mereka yang memiliki kemampuan mengorganisasikan dan mendayagunakan tenaga atau pikiran orang lain menuju suatu tujuan tertentu. Sesederhana apa pun pribadi seseorang yang sukses, ia berpeluang menjadi seorang pemimpin. Orang sukses seperti memiliki kharisma, sering menjadi sumber inspirasi, mampu memotivasi (langsung atau tidak langsung), dan sering emnjadi teladan bagi orang lain. Yang menarik, banyak orang sukses yang lahir bukan sebagai pemimpin, tapi ia sukses karena dirinya mampu memimpin orang lain.(ez)

*Edy Zaqeus adalah seorang editor profesional, penulis buku-buku bestseller, serta konsultan penulisan & penerbitan. Ia dapat dihubungi melalui website: www. bukukenangan.com atau blog: ezonwriting.wordpress.com.

Minggu, Desember 07, 2008

15 Resep Mendapatkan Bisnis Sampingan

Dimuat ulang dari buku Resep Cespleng Berwirausaha oleh Edy Zaqeus (Gradien, 2004)

Anda orang kantoran dengan single income? Sudah bukan zamannya lagi! Jangan lewatkan kesempatan mendapatkan bisnis sampingan.

Memang sejak krisis moneter menghantam perekonomian Indonesia dan memperpuruk nilai rupiah terhadap dolar AS, uang yang kita terima serasa begitu rendah nilainya. Harga-harga barang umumnya naik berlipat-lipat. Bandingkan harga barang sebelum krisis dan pasca krisis, jauh sekali bedanya. Bandingkan tingkat kenaikan harga-harga barang dengan persentase kenaikan gaji Anda sebelum hingga sesudah krisis. Siapa pun merasakan betapa penghasilan yang semula bisa diandalkan untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-hari mendadak menjadi kurang atau tidak berharga. Bagi mereka yang mengandalkan penghasilan tetap atau gaji dari tempatnya bekerja, ini jadi masalah serius.

Satu fakta besar, sebagian besar atau bahkan mungkin hampir semua pekerja kantoran (swasta maupun pegawai negeri) di level menengah ke bawah, mengeluhkan lamban dan kecilnya tingkat kenaikan gaji mereka. Bahkan posisi-posisi tertentu terasa begitu kejamnya, tanpa kenaikan gaji! Kalau pun ada kenaikan, sering persentasenya dikeluhkan tak sebanding dengan laju inflasi.

Lebih mengesalkan lagi, sekarang banyak perusahaan lebih suka mengisi posisi-posisi tertentu dengan orang-orang baru. Mereka yang baru masuk tadi selalu digaji dengan standar gaji yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini memang merupakan taktik perusahaan supaya mereka tidak menaikkan komponen biaya gaji. Alhasil, banyak karyawan datang dan pergi hanya karena masalah rendahnya gaji tersebut.

Sesungguhnya ada cara yang lebih smart menyikapi kondisi di atas, yaitu mendayagunakan skill, kreatifitas, bakat, dan waktu luang Anda untuk mendapatkan penghasilan ekstra. Banyak pilihan bisnis sampingan yang bisa Anda gali mulai dari apa yang sudah Anda miliki saat ini. Bahkan banyak pula yang bisa Anda jalankan tanpa modal sama sekali. Syaratnya hanyalah kemauan menggali potensi, unjuk diri, rajin cari informasi, sedikit keberanian menjual, maka peluang dan kesempatan akan tumbuh bak jamur di musim hujan.

Nah, 15 resep berikut akan menuntun Anda menemukan bisnis sampingan yang cocok. Siapa tahu, bisnis sampingan ini bisa jadi andalan penghasilan di kemudian hari?

1. Modal Penampilan

Punya wajah lumayan manis, rambut lurus atau kribo, bodi tubuh yang oke, senyum menawan, semuanya bisa jadi modal. Umumnya dunia hiburan di televisi, film, periklanan, dan fesyen, sangat menyukai hal-hal tersebut. Dengan wajah manis dan bodi tubuh yang oke, Anda bisa jadi model atau mengambil peluang sebagai counter girl di berbagai eksibisi yang lumayan honornya. Rambut bagus dan gayanya yang unik, peluang jadi bintang iklan shampo cukup besar. Yang diperlukan hanyalah rajin-rajin mencari informasi di berbagai agen model, production house, agen iklan, atau dengan mengontak majalah-majalah fesyen. Cara lain? Ikuti kontes-kontes foto model, pemilihan putri Indonesia, kontes rambut indah, kontes cover majalah, termasuk suka dekat-dekat dengan aktifitas syuting.

Jika Anda mempunyai sesuatu yang khas, jangan sungkan untuk sedikit berani membukanya kepada khalayak. Apalagi kini televisi swasta makin banyak jumlahnya, sehingga kesempatan untuk berkiprah di dalamnya tentu tidak selangka waktu-waktu sebelumnya. Ingat, dari Tessy sampai Kris Dayanti, masing-masing punya keunikan dari penampilan fisiknya, dan yang jelas punya segmen pasar sendiri-sendiri. Penghasilan mereka yang sudah beken pasti lumayan besar. Sering-seringlah berada di tengah kerumunan orang, sedikit unjuk diri, dan siap-siap tertangkap pencari bakat!

2. Manfaatkan Bakat

Jika modal fisik pas-pasan, jangan patah arang. Sadarilah, setiap orang pasti dibekali bakat atau keistimewaan lainnya. Jangan remehkan bakat bicara, suara yang merdu merayu, pandai melucu, menyanyi, menari, keuletan, rasa ingin tahu, pandai memperbaiki barang rusak, gudang ide, pandai berfantasi, dll. Galilah! Anda bersuara merdu merayu, jajagi kemungkinan menjadi penyiar radio, pengisi suara, atau membuka sendiri usaha ‘kencan udara’ yang sekarang cukup berkembang. Anda bakat bicara, bisa membawa segar suasana, ditambah kemampuan bahasa asing yang lumayan, bersiap-siaplah jadi MC di berbagai acara perusahaan.

Dina Carol adalah seorang manajer marketing berbakat yang mempunyai bisnis sampingan sebagai master of ceremony (MC) multibahasa. Kemampuannya membawakan acara di segala medan membuatnya selalui kebanjiran order. Tarifnya jutaan sekali membawakan acara dan seminggu minimal ia terima empat order. Ia mengawali karirnya sebagai MC dengan modal bakat cuap-cuap belaka. “Mulai saja unjuk kemampun dari tingkat RT atau tingkat sekolah, lalu tingkatkan ke tempat kerja dan perusahaan-perusahaan lainnya,” tutur Dina. Menurutnya, jika sudah lumayan jam terbangnya honor seorang MC memang lumayan!

3. Bisniskan Hobi

Jangan anggap enteng hobi-hobi seperti menulis puisi, mengarang, menggambar, melukis, memotret, koleksi barang langka, koleksi buku, koleksi burung, browsing internet, naik gunung, arung jeram, panjat tebing, diskusi, dll. Jika bakat munculnya kala-kala saja dan tak pernah bersinar jika tak diasah, hobi biasanya ditekuni. Suka menulis, bersiaplah jadi editor lepas untuk media internal, copywriter di berbagai agen iklan, atau menjadi wartawan lepas. Koleksi burung bersuara emas bisa menjadi bisnis sampingan yang sangat menantang. Sebab, harga burung-burung bersuara emas bisa mencapai puluhan juta. Suka berpetualang di alam bebas, bersiaplah menemani eksekutif-eksekutif yang ingin refreshing di arung jeram atau penjelajahan alam lainnya.

Panorama Outdoor Management Traning (POMT) yang berkantor di Kelapa Gading, Jakarta, misalnya, adalah model bisnis pembelajaran di alam bebas, yang sepenuhnya dikelola para profesional muda sebagai bisnis sampingan. Mereka sehari-harinya berposisi sebagai wartwawan, dosen, manajer keuangan, manajer marketing, dll. Sejak masih di SMP anak-anak muda ini sudah gila dengan petualangan di alam bebas. Ketika masuk dunia kerja, mereka melihat potensi bisnis dari hobi tersebut, lalu munculah kreatifitas membuat lembaga pelatihan dan pembelajaran. Nah, mereka senangnya dapat, duitnya juga dapat!

4. Standar Kualitas

Jika Anda berhasil mengidentifikasi bakat, ketrampilan, dan hobi-hobi tertentu, langkah berikutnya adalah mengemasnya sehingga layak dijual. Jika merasa belum cukup berpengalaman, berdiskusilah dan seraplah pengalaman mereka yang sudah banyak jam terbangnya. Setelah dapat ilmunya, asah kemampuan Anda sendiri sampai memenuhi standar profesionalitas tertentu. Kalau perlu, ikutilah kursus-kursus yang relevan dengan bakat, hobi dan minat Anda. Jika punya modal, gunakan untuk mengasah kemampuan Anda. Syukur-syukur Anda berkesempatan mengikutinya dengan biaya perusahaan. Maka jangan lewatkan setiap kesempatan mengambil pelatihan apa pun, karena ini merupakan investasi yang besar nilainya.

Semisal Anda ingin mengomersilkan tulisan, menulislah secara profesional, yang teknik-tekniknya bisa Anda pelajari sendiri dari buku-buku atau kursus-kursus penulisan. Jika ingin membisniskan wisata petualangan, berikan jaminan keamanan, asuransi, keselamatan, kenyamanan, kemudahan, sistem rapi, standar tarif, dll. Konsumen atau klien menyukai paket-paket penawaran yang praktis sekaligus teruji kualitasnya.

5. Standar Tarif

Jika ingin jadi seorang freelancer (pekerja paruh waktu) berdasarkan jasa atau ketrampilan tertentu, Anda harus bisa menetapkan berapa tarif, fee, atau honor yang layak Anda terima. Ini adalah hal pertama yang ditanyakan calon klien jika mereka ingin menggunakan layanan Anda. Bagaimana cara menetapkan tarifnya? Rajin-rajinlah bertukar informasi dengan sesama freelancer. Buatlah perbandingan antara tarif mereka yang sudah senior dengan yang masih baru. Paling aman, ambil jumlah di tengah-tengahnya atau sedkit di bawah tarif para senior.

Kadang spekulasi besarnya fee bisa dipakai, walau ini kurang efektif. Terutama jika klien sebelumnya sudah sering menggunakan freelancer atau supplier tertentu. Cara aman lainnya, tanyakan kepada klien berapa anggaran yang mereka sediakan untuk layanan yang diinginkan. Lakukan negosiasi dengan berpijak pada angka tersebut. Jika gagal menegosiasikan jumlahnya, tawarkan barter barang atau jasa sepanjang itu saling menguntungkan dan memenuhi kebutuhan masing-masing. Kadang Anda bisa mendapatkan penawaran yang jauh lebih menarik dengan cara ini.

6. Semua Profesi Berpotensi

Sering muncul pertanyaan, “Apa yang bisa saya bisniskan?” Apa pun profesi atau pekerjaan tetap Anda, pasti ada yang bisa ‘dikaryakan’ di luar jam kerja resmi. Basisnya bisa berupa hal-hal yang diulas sebelumnya, atau berdasar pekerjaan sehari-hari yang Anda lakukan di kantor. Anda seorang sopir, beri kursus setir mobil pada hari Sabtu-Minggu, dengan harga yang lebih bersaing dibanding lembaga-lembaga kursus yang resmi. Anda seorang staf PR dan bisa memotret, cari order di pesta perkawinan yang membludak tiap Sabtu-Minggu, atau memotret keluarga wisudawan di kampus-kampus saat mereka diwisuda. Anda sekretaris, terima ketikan skripsi, jadi transkriptor, atau jadi organizer pribadi orang-orang sibuk. Dengan keahlian dan standar kualitas tertentu, apes-apesnya Anda bisa jadi konsultan.

Herawati adalah seorang chief accounting di perusahaan berbasis teknologi. Di tengah-tengah kesibukannya ia masih bisa mengefektifkan waktu untuk menjalankan bisnis direct selling Tupperware. Setiap pagi dalam perjalanan ke kantor, ia bisa mengadakan presentasi, demo produk, menerima order, men-drop pesanan dan mendiskusikan banyak program penjualan dengan rekan-rekannya. Semua itu dilakukannya selama 30 menit perjalanan ke kantor dalam gerbong KA Bekasi-Gambir. Hari sabtu-minggu atau jam makan siang dimanfaatkannya untuk mengadakan party selling di berbagai tempat. Bisnis sampingannya ini sangat prospektif, karena selain mendatangkan income ekstra yang besar, juga bisa membawanya jalan-jalan ke luar negeri berkali-kali. Kini setelah bisnis sampingannya berkembang, ia lepaskan pekerjaan tetapnya dan sepenuhnya menekuni bisnis direct selling.

7. Promosikan Langsung

Sebagus apa pun kemampuan dan bakat Anda, jika orang tidak mengenal dan melihat manfaatnya, tidak bakal ada order untuk Anda. Maka hukumnya super wajib untuk mempromosikan secara langsung ketrampilan-ketrampilan tersebut. Beritahu setiap teman, kenalan, termasuk atasan, bahwa Anda punya penawaran jasa atau produk tertentu. “Friend, aku bisa bikin proposal, bikin taman, bikin patung, bikin lukisan, ada order..?!” Tahukah Anda, banyak program bisnis penjualan langsung yang sukses dengan cara penawaran dari, ke, dan melalui orang-orang sekitar.

Jika Anda punya arsip karya atau model pesanan barang yang sudah jadi, sekali waktu bawalah dan tunjukkan ke rekan-rekan atau kolega Anda. Rekan saya Charles Aluwi, punya kisah menarik. Awalnya dia direkrut sebuah media cetak dengan posisi wartawan. Namun karena ke mana-mana ia suka bawa contoh-contoh karya fotografinya, akhirnya ia ditetapkan sebagai wartawan foto. Kesempatan ini jelas sangat menyenangkan baginya karena ia memimpikan mempunyai studio foto sendiri. Dan kini sambil mengerjakan tugas pokoknya sebagai wartawan foto, ia masih bisa menjalankan bisnis sampingannya sebagai fotografer freelance. Cara membawa contoh-contoh karya ini memang jauh lebih meyakinkan untuk memancing perhatian prospek.

8. Kartu Nama Bisnis

Bukan sekedar kartu nama biasa, tapi kartu nama yang menginformasikan jasa atau produk yang bisa Anda tawarkan (business card). Jangan ragu untuk punya 3-5 kartu bisnis, dan berikan kepada siapa saja. Selalu beri lebih dari satu kartu nama. “Yang ini buat you, yang satunya buat sobat kental you..!” Cara ini sering dipakai oleh Jimmy Siawira, seorang leader sukses dari Amway. Kartu dengan desain yang menarik serta seuntai kata promosional pasti memancing orang bertanya lebih jauh. Kartu seperti ini sangat efektif untuk menarik perhatian orang yang baru dikenal sekalipun.

Seorang pelaku bisnis MLM yang mengawali bisnisnya di Amerika mengaku sangat suka menyebarkan kartu-kartu bisnis di tempat-tempat keramaian seperti di stadion olah raga. Saat penonton bersorak, ia sebarkan kartu-kartu bisnisnya yang bertuliskan “Jika uang bukan lagi masalah bagi Anda, buang kartu nama ini”. “Tak berapa lama setelahnya, selalu saja ada yang merespon,” kata MLM-er ini. Berikutnya ia tinggal melanjutkan dengan sebuah pertemuan untuk memprospek si penelepon.

Pebisnis lepas lain punya kebiasaan meninggalkan kartu nama bisnisnya di tempat-tempat umum seperti warnet, wartel, tempat antrean, di gedung bioskop, atau di toko-toko buku, dll. Jika mereka bertanya atau menelepon, silahkan diprospek.…Anda bisa menggunakan teknik ini untuk hampir semua jenis bisnis sampingan.

9. Mintalah Referensi

Kadang teman atau kolega saat itu lagi tidak butuh penawaran Anda. Tapi jangan lewatkan kesempatan untuk tetap mendapatkan kesempatan bisnis. Galilah informasi itu, karena jika Anda diam, Anda tidak akan mendapatkan informasi berharga. Ingat, mereka juga punya relasi atau orang-orang dekat lainnya yang berpotensi menjadi klien Anda. Maka jangan rikuh atau sungkan untuk minta referensi. “Friend, di kantor ada yang butuh dibantuin bikin pidato atau nulis makalah? Kasih tau aku ya...” Referensi merupakan kanal bisnis termurah yang paling banyak dimanfaatkan oleh para pebisnis berbasis relasi, namun yang paling tidak dimaksimalkan oleh mereka yang baru saja belajar berbisnis. Jadim jangan hanya bersikap pasif menunggu kolega atau teman mereferensikan bisnis Anda. Mulai sekarang, biasakan untuk aktif meminta referensi, dan Anda akan makin banyak mendapat peluang bisnis.

10. Menu Bicara

Proyek-proyek atau bisnis sampingan harus digali dan ditemukan. Jika pasif, makin sedikit peluang bisnis datang. Maka setiap kali bertemu teman, kenalan baru, atasan, kolega bisnis, jangan sungkan-sungkan dan selalu sempatkan bertanya, “Ada BS (Bisnis Sampingan), ndak?” “Apa yang bisa diobyekin, nih?” Jadikan pertanyaan ini sebagai semacam password, menu pembuka sekaligus menu penutup setiap bertemu kawan atau relasi. Jadikan diri Anda identik dengan peluang bisnis, maka otomatis peluang bisnis itu akan benar-benar mengalir kepada Anda. Siapa pun akan suka berdekatan dengan orang yang berpotensi memberikan peluang penghasilan ekstra.

Rekan saya sangat sering mendapatkan order pembelian hanya karena sering memancing kami-kami ini sebagai temannya untuk terus-terusan menyinggung masalah bisnis. Ia paling suka mentraktir kami, dan meminta kami bercerita apa saja terutama yang berbau-bau urusan bisnis atau proyek di kantor masing-masing. Pembicaraan seperti ini memang lebih menggairahkan, dan ternyata kita dibuat lebih aware dengan bermacam peluang bisnis.

11. Problem Solver

Di balik setiap keluhan dan problem, pasti ada peluang bisnis. Karena itulah dasar hukumnya penawaran dan permintaan. Maka, jadilah pendengar yang baik, sekaligus “Dewa Penolong” bagi mereka yang sering mengeluh atas hal-hal tertentu. “Waduh, komputerku kok lambat banget ya..” keluh bos Anda misalnya. Jika Anda punya teman yang trampil, rekomendasikan namanya dan dapatkan komisi dari order yang Anda berikan kepadanya. Jika Anda sendiri mampu; “Bos..kayaknya 30% onderdilnya perlu diganti deh. Biar saya aja yang servis… biayanya segini!” Ingat, banyak orang takut tertipu dan tidak mau repot. Untuk menyelsaikan masalahnya, mereka lebih aman mengandalkan orang-orang dekat atau yang sudah dikenal dengan baik.

Masuk dalam lingkup ini adalah menjadi problem solver untuk masalah asuransi, keuangan, properti, atau kesehatan keluarga. Banyak orang ketika ingin mengambil program asuransi lebih suka bertanya kepada orang yang dikenalnya. Begitu juga untuk investasi atau properti, mereka membutuhkan financial planner atau konsultan properti yang relatif lebih mereka kenal dan bereputasi baik. Untuk urusan kesehatan, tak jarang orang mengonsumsi food supplement atau barang-barang unik lainnya yang dijual dengan sistem direct selling atau MLM. Lagi-lagi, orang-orang terdekat atau yang sudah dikenal di bisnis ini biasanya dijadikan andalan.

Jadi, di sini Anda tetap bisa menekuni pekerjaan utama sambil memperluas tawaran produk dan jasa dengan penghasilan tambahan yang lumayan. Maka selalu bersiaplah sebagai orang yang bisa memberi solusi, tapi tidak gratis!

12. Pialang

Bagi penggemar bisnis sampingan, setiap waktu proyek berseliweran di depan hidung. Sekecil apa pun hasilnya, biasanya diambil. Selain untuk memperbanyak jam terbang, juga karena keyakinan bahwa proyek kecil biasanya mengundang proyek besar. Ini memang kredo para wirausahawan. Relasi bisnis tertentu membawa rombongan relasi bisnis lainnya di belakangnya. Jadi sekecil apa pun kesempatannya, itu selalu bagus untuk dicoba atau setidaknya Anda bisa menjadi pialang proyek.

Semisal ada peluang proyek datang menghampiri anda. Sayangnya, proyek tersebut di luar kompetensi atau tidak membutuhkan ketrampilan yang Anda miliki. Ingat, jangan pernah lepas begitu saja. Tugas Anda hanyalah membantu menemukan orang yang cocok untuk mengerjakan proyek tersebut. “Saya bisa bantu, beri waktu sehari….” Kemudian, silakan membawa order proyek itu kepada ahlinya, dan Anda pun berhak atas komisi antara 15-20%. “DILARANG KERAS MENOLAK PROYEK!!!” inilah hukum besi pemburu extra money.

13. Kolektor Kartu Nama

Di setiap kartu nama yang Anda peroleh dari siapa pun, tercantum sekurang-kurangnya satu potensi bisnis sampingan. Agen asuransi, distributor MLM, agen properti, agen kartu kredit, adalah pengoleksi kartu nama terbaik di jagad penjualan. Bagi mereka, kartu nama sama dengan prospek, dan ini berarti peluang mendapat komisi penjualan yang lebih besar. Banyak pemilik kartu nama tidak menyadari bahwa ada bisnis yang bisa digali dari setiap kenalan tersebut. Apalagi kalau Anda bisa menawarkan barang atau jasa yang mereka butuhkan, atau minimal yang dibutuhkan oleh perusahaan mereka.

Koleksi kartu nama akan selalu jadi sumber ide, sumber inspirasi, sumber relasi dan referensi bisnis, dan ujung-ujungnya tetaplah suatu peluang bisnis. Suatu saat, ketika Anda kehabisan prospek, sepi order, atau menginginkan bisnis baru, carilah itu dari koleksi kartu nama Anda. Jika Anda menyadari betul manfaatnya, Anda akan takjub dengan potensi tumpukan kartu nama tersebut. Maka, Anda wajib memberi kartu nama bisnis Anda, sebaliknya wajib pula meminta kartu nama siapa pun yang Anda temui. Tidak boleh tidak!

14. Mendatangi Pameran

Sawah ladang bisnis sampingan dan segala macam bisnis umumnya adalah kerumunan orang banyak. Jadi, jangan lewatkan undangan pernikahan, selamatan, diskusi, seminar, rapat akbar, kampanye, kursus, lokakarya, konferensi, lomba lari maraton, pameran produk kerajinan, pameran buku, baik yang gratis maupun yang bayar. Dalam sekali acara pameran perdagangan, Anda bisa mengumpulkan sekurang-kurangnya 10-20 kartu nama. Hampir semua pemilik kartu nama dalam pameran bisnis adalah orang-orang yang siap 24 jam untuk diajak berbisnis. Maka tidak ada alasan bahwa Anda sulit mencari peluang bisnis.

Tidak percaya? Coba saja cara-cara ini. Semisal Anda punya kamera dan bagus dalam urusan potret-memotret. Berarti segala macam pameran selalu menjadi tambang emas bagi Anda. Begitu banyak orang yang ingin diabadikan dalam peristiwa-peristiwa khusus seperti itu, tetapi mereka tidak cukup persiapan dengan peralatannya. Nah, orang-orang seperti ini biasanya mau membayar sedikit lebih mahal jika keinginannya dipenuhi. Acara-acara seperti itu benar-benar menjadi sumber penghasilan yang berlimpah bagi para fotografer lepas.

15. Lakukan Sekarang Juga!

Tidak ada alasan menunda, Anda harus mencoba. Mulai detik ini, milikilah keberanian menjual ide, gagasan, mimpi, kemampuan, ketrampilan, dan pengalaman Anda. Galilah peluang bisnis setiap ada kesempatan dan di mana saja hal itu memungkinkan. Jika belum berani memasang tarif, coba barter dengan barang-barang kesukaan Anda. Jika berhasil dan orang puas, dan Anda makin percaya diri untuk berbisnis, mulailah menetapkan tarif. Awalnya berjalanlah dengan prinsip “iseng-iseng berhadiah”. Nothing to lose! Jika penghasilan ekstra mulai mengalir, Anda akan temukan suatu kegairahan baru yang tiada tara.[edy zaqeus]