Minggu, Desember 07, 2008

15 Resep Mendapatkan Bisnis Sampingan

Dimuat ulang dari buku Resep Cespleng Berwirausaha oleh Edy Zaqeus (Gradien, 2004)

Anda orang kantoran dengan single income? Sudah bukan zamannya lagi! Jangan lewatkan kesempatan mendapatkan bisnis sampingan.

Memang sejak krisis moneter menghantam perekonomian Indonesia dan memperpuruk nilai rupiah terhadap dolar AS, uang yang kita terima serasa begitu rendah nilainya. Harga-harga barang umumnya naik berlipat-lipat. Bandingkan harga barang sebelum krisis dan pasca krisis, jauh sekali bedanya. Bandingkan tingkat kenaikan harga-harga barang dengan persentase kenaikan gaji Anda sebelum hingga sesudah krisis. Siapa pun merasakan betapa penghasilan yang semula bisa diandalkan untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-hari mendadak menjadi kurang atau tidak berharga. Bagi mereka yang mengandalkan penghasilan tetap atau gaji dari tempatnya bekerja, ini jadi masalah serius.

Satu fakta besar, sebagian besar atau bahkan mungkin hampir semua pekerja kantoran (swasta maupun pegawai negeri) di level menengah ke bawah, mengeluhkan lamban dan kecilnya tingkat kenaikan gaji mereka. Bahkan posisi-posisi tertentu terasa begitu kejamnya, tanpa kenaikan gaji! Kalau pun ada kenaikan, sering persentasenya dikeluhkan tak sebanding dengan laju inflasi.

Lebih mengesalkan lagi, sekarang banyak perusahaan lebih suka mengisi posisi-posisi tertentu dengan orang-orang baru. Mereka yang baru masuk tadi selalu digaji dengan standar gaji yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini memang merupakan taktik perusahaan supaya mereka tidak menaikkan komponen biaya gaji. Alhasil, banyak karyawan datang dan pergi hanya karena masalah rendahnya gaji tersebut.

Sesungguhnya ada cara yang lebih smart menyikapi kondisi di atas, yaitu mendayagunakan skill, kreatifitas, bakat, dan waktu luang Anda untuk mendapatkan penghasilan ekstra. Banyak pilihan bisnis sampingan yang bisa Anda gali mulai dari apa yang sudah Anda miliki saat ini. Bahkan banyak pula yang bisa Anda jalankan tanpa modal sama sekali. Syaratnya hanyalah kemauan menggali potensi, unjuk diri, rajin cari informasi, sedikit keberanian menjual, maka peluang dan kesempatan akan tumbuh bak jamur di musim hujan.

Nah, 15 resep berikut akan menuntun Anda menemukan bisnis sampingan yang cocok. Siapa tahu, bisnis sampingan ini bisa jadi andalan penghasilan di kemudian hari?

1. Modal Penampilan

Punya wajah lumayan manis, rambut lurus atau kribo, bodi tubuh yang oke, senyum menawan, semuanya bisa jadi modal. Umumnya dunia hiburan di televisi, film, periklanan, dan fesyen, sangat menyukai hal-hal tersebut. Dengan wajah manis dan bodi tubuh yang oke, Anda bisa jadi model atau mengambil peluang sebagai counter girl di berbagai eksibisi yang lumayan honornya. Rambut bagus dan gayanya yang unik, peluang jadi bintang iklan shampo cukup besar. Yang diperlukan hanyalah rajin-rajin mencari informasi di berbagai agen model, production house, agen iklan, atau dengan mengontak majalah-majalah fesyen. Cara lain? Ikuti kontes-kontes foto model, pemilihan putri Indonesia, kontes rambut indah, kontes cover majalah, termasuk suka dekat-dekat dengan aktifitas syuting.

Jika Anda mempunyai sesuatu yang khas, jangan sungkan untuk sedikit berani membukanya kepada khalayak. Apalagi kini televisi swasta makin banyak jumlahnya, sehingga kesempatan untuk berkiprah di dalamnya tentu tidak selangka waktu-waktu sebelumnya. Ingat, dari Tessy sampai Kris Dayanti, masing-masing punya keunikan dari penampilan fisiknya, dan yang jelas punya segmen pasar sendiri-sendiri. Penghasilan mereka yang sudah beken pasti lumayan besar. Sering-seringlah berada di tengah kerumunan orang, sedikit unjuk diri, dan siap-siap tertangkap pencari bakat!

2. Manfaatkan Bakat

Jika modal fisik pas-pasan, jangan patah arang. Sadarilah, setiap orang pasti dibekali bakat atau keistimewaan lainnya. Jangan remehkan bakat bicara, suara yang merdu merayu, pandai melucu, menyanyi, menari, keuletan, rasa ingin tahu, pandai memperbaiki barang rusak, gudang ide, pandai berfantasi, dll. Galilah! Anda bersuara merdu merayu, jajagi kemungkinan menjadi penyiar radio, pengisi suara, atau membuka sendiri usaha ‘kencan udara’ yang sekarang cukup berkembang. Anda bakat bicara, bisa membawa segar suasana, ditambah kemampuan bahasa asing yang lumayan, bersiap-siaplah jadi MC di berbagai acara perusahaan.

Dina Carol adalah seorang manajer marketing berbakat yang mempunyai bisnis sampingan sebagai master of ceremony (MC) multibahasa. Kemampuannya membawakan acara di segala medan membuatnya selalui kebanjiran order. Tarifnya jutaan sekali membawakan acara dan seminggu minimal ia terima empat order. Ia mengawali karirnya sebagai MC dengan modal bakat cuap-cuap belaka. “Mulai saja unjuk kemampun dari tingkat RT atau tingkat sekolah, lalu tingkatkan ke tempat kerja dan perusahaan-perusahaan lainnya,” tutur Dina. Menurutnya, jika sudah lumayan jam terbangnya honor seorang MC memang lumayan!

3. Bisniskan Hobi

Jangan anggap enteng hobi-hobi seperti menulis puisi, mengarang, menggambar, melukis, memotret, koleksi barang langka, koleksi buku, koleksi burung, browsing internet, naik gunung, arung jeram, panjat tebing, diskusi, dll. Jika bakat munculnya kala-kala saja dan tak pernah bersinar jika tak diasah, hobi biasanya ditekuni. Suka menulis, bersiaplah jadi editor lepas untuk media internal, copywriter di berbagai agen iklan, atau menjadi wartawan lepas. Koleksi burung bersuara emas bisa menjadi bisnis sampingan yang sangat menantang. Sebab, harga burung-burung bersuara emas bisa mencapai puluhan juta. Suka berpetualang di alam bebas, bersiaplah menemani eksekutif-eksekutif yang ingin refreshing di arung jeram atau penjelajahan alam lainnya.

Panorama Outdoor Management Traning (POMT) yang berkantor di Kelapa Gading, Jakarta, misalnya, adalah model bisnis pembelajaran di alam bebas, yang sepenuhnya dikelola para profesional muda sebagai bisnis sampingan. Mereka sehari-harinya berposisi sebagai wartwawan, dosen, manajer keuangan, manajer marketing, dll. Sejak masih di SMP anak-anak muda ini sudah gila dengan petualangan di alam bebas. Ketika masuk dunia kerja, mereka melihat potensi bisnis dari hobi tersebut, lalu munculah kreatifitas membuat lembaga pelatihan dan pembelajaran. Nah, mereka senangnya dapat, duitnya juga dapat!

4. Standar Kualitas

Jika Anda berhasil mengidentifikasi bakat, ketrampilan, dan hobi-hobi tertentu, langkah berikutnya adalah mengemasnya sehingga layak dijual. Jika merasa belum cukup berpengalaman, berdiskusilah dan seraplah pengalaman mereka yang sudah banyak jam terbangnya. Setelah dapat ilmunya, asah kemampuan Anda sendiri sampai memenuhi standar profesionalitas tertentu. Kalau perlu, ikutilah kursus-kursus yang relevan dengan bakat, hobi dan minat Anda. Jika punya modal, gunakan untuk mengasah kemampuan Anda. Syukur-syukur Anda berkesempatan mengikutinya dengan biaya perusahaan. Maka jangan lewatkan setiap kesempatan mengambil pelatihan apa pun, karena ini merupakan investasi yang besar nilainya.

Semisal Anda ingin mengomersilkan tulisan, menulislah secara profesional, yang teknik-tekniknya bisa Anda pelajari sendiri dari buku-buku atau kursus-kursus penulisan. Jika ingin membisniskan wisata petualangan, berikan jaminan keamanan, asuransi, keselamatan, kenyamanan, kemudahan, sistem rapi, standar tarif, dll. Konsumen atau klien menyukai paket-paket penawaran yang praktis sekaligus teruji kualitasnya.

5. Standar Tarif

Jika ingin jadi seorang freelancer (pekerja paruh waktu) berdasarkan jasa atau ketrampilan tertentu, Anda harus bisa menetapkan berapa tarif, fee, atau honor yang layak Anda terima. Ini adalah hal pertama yang ditanyakan calon klien jika mereka ingin menggunakan layanan Anda. Bagaimana cara menetapkan tarifnya? Rajin-rajinlah bertukar informasi dengan sesama freelancer. Buatlah perbandingan antara tarif mereka yang sudah senior dengan yang masih baru. Paling aman, ambil jumlah di tengah-tengahnya atau sedkit di bawah tarif para senior.

Kadang spekulasi besarnya fee bisa dipakai, walau ini kurang efektif. Terutama jika klien sebelumnya sudah sering menggunakan freelancer atau supplier tertentu. Cara aman lainnya, tanyakan kepada klien berapa anggaran yang mereka sediakan untuk layanan yang diinginkan. Lakukan negosiasi dengan berpijak pada angka tersebut. Jika gagal menegosiasikan jumlahnya, tawarkan barter barang atau jasa sepanjang itu saling menguntungkan dan memenuhi kebutuhan masing-masing. Kadang Anda bisa mendapatkan penawaran yang jauh lebih menarik dengan cara ini.

6. Semua Profesi Berpotensi

Sering muncul pertanyaan, “Apa yang bisa saya bisniskan?” Apa pun profesi atau pekerjaan tetap Anda, pasti ada yang bisa ‘dikaryakan’ di luar jam kerja resmi. Basisnya bisa berupa hal-hal yang diulas sebelumnya, atau berdasar pekerjaan sehari-hari yang Anda lakukan di kantor. Anda seorang sopir, beri kursus setir mobil pada hari Sabtu-Minggu, dengan harga yang lebih bersaing dibanding lembaga-lembaga kursus yang resmi. Anda seorang staf PR dan bisa memotret, cari order di pesta perkawinan yang membludak tiap Sabtu-Minggu, atau memotret keluarga wisudawan di kampus-kampus saat mereka diwisuda. Anda sekretaris, terima ketikan skripsi, jadi transkriptor, atau jadi organizer pribadi orang-orang sibuk. Dengan keahlian dan standar kualitas tertentu, apes-apesnya Anda bisa jadi konsultan.

Herawati adalah seorang chief accounting di perusahaan berbasis teknologi. Di tengah-tengah kesibukannya ia masih bisa mengefektifkan waktu untuk menjalankan bisnis direct selling Tupperware. Setiap pagi dalam perjalanan ke kantor, ia bisa mengadakan presentasi, demo produk, menerima order, men-drop pesanan dan mendiskusikan banyak program penjualan dengan rekan-rekannya. Semua itu dilakukannya selama 30 menit perjalanan ke kantor dalam gerbong KA Bekasi-Gambir. Hari sabtu-minggu atau jam makan siang dimanfaatkannya untuk mengadakan party selling di berbagai tempat. Bisnis sampingannya ini sangat prospektif, karena selain mendatangkan income ekstra yang besar, juga bisa membawanya jalan-jalan ke luar negeri berkali-kali. Kini setelah bisnis sampingannya berkembang, ia lepaskan pekerjaan tetapnya dan sepenuhnya menekuni bisnis direct selling.

7. Promosikan Langsung

Sebagus apa pun kemampuan dan bakat Anda, jika orang tidak mengenal dan melihat manfaatnya, tidak bakal ada order untuk Anda. Maka hukumnya super wajib untuk mempromosikan secara langsung ketrampilan-ketrampilan tersebut. Beritahu setiap teman, kenalan, termasuk atasan, bahwa Anda punya penawaran jasa atau produk tertentu. “Friend, aku bisa bikin proposal, bikin taman, bikin patung, bikin lukisan, ada order..?!” Tahukah Anda, banyak program bisnis penjualan langsung yang sukses dengan cara penawaran dari, ke, dan melalui orang-orang sekitar.

Jika Anda punya arsip karya atau model pesanan barang yang sudah jadi, sekali waktu bawalah dan tunjukkan ke rekan-rekan atau kolega Anda. Rekan saya Charles Aluwi, punya kisah menarik. Awalnya dia direkrut sebuah media cetak dengan posisi wartawan. Namun karena ke mana-mana ia suka bawa contoh-contoh karya fotografinya, akhirnya ia ditetapkan sebagai wartawan foto. Kesempatan ini jelas sangat menyenangkan baginya karena ia memimpikan mempunyai studio foto sendiri. Dan kini sambil mengerjakan tugas pokoknya sebagai wartawan foto, ia masih bisa menjalankan bisnis sampingannya sebagai fotografer freelance. Cara membawa contoh-contoh karya ini memang jauh lebih meyakinkan untuk memancing perhatian prospek.

8. Kartu Nama Bisnis

Bukan sekedar kartu nama biasa, tapi kartu nama yang menginformasikan jasa atau produk yang bisa Anda tawarkan (business card). Jangan ragu untuk punya 3-5 kartu bisnis, dan berikan kepada siapa saja. Selalu beri lebih dari satu kartu nama. “Yang ini buat you, yang satunya buat sobat kental you..!” Cara ini sering dipakai oleh Jimmy Siawira, seorang leader sukses dari Amway. Kartu dengan desain yang menarik serta seuntai kata promosional pasti memancing orang bertanya lebih jauh. Kartu seperti ini sangat efektif untuk menarik perhatian orang yang baru dikenal sekalipun.

Seorang pelaku bisnis MLM yang mengawali bisnisnya di Amerika mengaku sangat suka menyebarkan kartu-kartu bisnis di tempat-tempat keramaian seperti di stadion olah raga. Saat penonton bersorak, ia sebarkan kartu-kartu bisnisnya yang bertuliskan “Jika uang bukan lagi masalah bagi Anda, buang kartu nama ini”. “Tak berapa lama setelahnya, selalu saja ada yang merespon,” kata MLM-er ini. Berikutnya ia tinggal melanjutkan dengan sebuah pertemuan untuk memprospek si penelepon.

Pebisnis lepas lain punya kebiasaan meninggalkan kartu nama bisnisnya di tempat-tempat umum seperti warnet, wartel, tempat antrean, di gedung bioskop, atau di toko-toko buku, dll. Jika mereka bertanya atau menelepon, silahkan diprospek.…Anda bisa menggunakan teknik ini untuk hampir semua jenis bisnis sampingan.

9. Mintalah Referensi

Kadang teman atau kolega saat itu lagi tidak butuh penawaran Anda. Tapi jangan lewatkan kesempatan untuk tetap mendapatkan kesempatan bisnis. Galilah informasi itu, karena jika Anda diam, Anda tidak akan mendapatkan informasi berharga. Ingat, mereka juga punya relasi atau orang-orang dekat lainnya yang berpotensi menjadi klien Anda. Maka jangan rikuh atau sungkan untuk minta referensi. “Friend, di kantor ada yang butuh dibantuin bikin pidato atau nulis makalah? Kasih tau aku ya...” Referensi merupakan kanal bisnis termurah yang paling banyak dimanfaatkan oleh para pebisnis berbasis relasi, namun yang paling tidak dimaksimalkan oleh mereka yang baru saja belajar berbisnis. Jadim jangan hanya bersikap pasif menunggu kolega atau teman mereferensikan bisnis Anda. Mulai sekarang, biasakan untuk aktif meminta referensi, dan Anda akan makin banyak mendapat peluang bisnis.

10. Menu Bicara

Proyek-proyek atau bisnis sampingan harus digali dan ditemukan. Jika pasif, makin sedikit peluang bisnis datang. Maka setiap kali bertemu teman, kenalan baru, atasan, kolega bisnis, jangan sungkan-sungkan dan selalu sempatkan bertanya, “Ada BS (Bisnis Sampingan), ndak?” “Apa yang bisa diobyekin, nih?” Jadikan pertanyaan ini sebagai semacam password, menu pembuka sekaligus menu penutup setiap bertemu kawan atau relasi. Jadikan diri Anda identik dengan peluang bisnis, maka otomatis peluang bisnis itu akan benar-benar mengalir kepada Anda. Siapa pun akan suka berdekatan dengan orang yang berpotensi memberikan peluang penghasilan ekstra.

Rekan saya sangat sering mendapatkan order pembelian hanya karena sering memancing kami-kami ini sebagai temannya untuk terus-terusan menyinggung masalah bisnis. Ia paling suka mentraktir kami, dan meminta kami bercerita apa saja terutama yang berbau-bau urusan bisnis atau proyek di kantor masing-masing. Pembicaraan seperti ini memang lebih menggairahkan, dan ternyata kita dibuat lebih aware dengan bermacam peluang bisnis.

11. Problem Solver

Di balik setiap keluhan dan problem, pasti ada peluang bisnis. Karena itulah dasar hukumnya penawaran dan permintaan. Maka, jadilah pendengar yang baik, sekaligus “Dewa Penolong” bagi mereka yang sering mengeluh atas hal-hal tertentu. “Waduh, komputerku kok lambat banget ya..” keluh bos Anda misalnya. Jika Anda punya teman yang trampil, rekomendasikan namanya dan dapatkan komisi dari order yang Anda berikan kepadanya. Jika Anda sendiri mampu; “Bos..kayaknya 30% onderdilnya perlu diganti deh. Biar saya aja yang servis… biayanya segini!” Ingat, banyak orang takut tertipu dan tidak mau repot. Untuk menyelsaikan masalahnya, mereka lebih aman mengandalkan orang-orang dekat atau yang sudah dikenal dengan baik.

Masuk dalam lingkup ini adalah menjadi problem solver untuk masalah asuransi, keuangan, properti, atau kesehatan keluarga. Banyak orang ketika ingin mengambil program asuransi lebih suka bertanya kepada orang yang dikenalnya. Begitu juga untuk investasi atau properti, mereka membutuhkan financial planner atau konsultan properti yang relatif lebih mereka kenal dan bereputasi baik. Untuk urusan kesehatan, tak jarang orang mengonsumsi food supplement atau barang-barang unik lainnya yang dijual dengan sistem direct selling atau MLM. Lagi-lagi, orang-orang terdekat atau yang sudah dikenal di bisnis ini biasanya dijadikan andalan.

Jadi, di sini Anda tetap bisa menekuni pekerjaan utama sambil memperluas tawaran produk dan jasa dengan penghasilan tambahan yang lumayan. Maka selalu bersiaplah sebagai orang yang bisa memberi solusi, tapi tidak gratis!

12. Pialang

Bagi penggemar bisnis sampingan, setiap waktu proyek berseliweran di depan hidung. Sekecil apa pun hasilnya, biasanya diambil. Selain untuk memperbanyak jam terbang, juga karena keyakinan bahwa proyek kecil biasanya mengundang proyek besar. Ini memang kredo para wirausahawan. Relasi bisnis tertentu membawa rombongan relasi bisnis lainnya di belakangnya. Jadi sekecil apa pun kesempatannya, itu selalu bagus untuk dicoba atau setidaknya Anda bisa menjadi pialang proyek.

Semisal ada peluang proyek datang menghampiri anda. Sayangnya, proyek tersebut di luar kompetensi atau tidak membutuhkan ketrampilan yang Anda miliki. Ingat, jangan pernah lepas begitu saja. Tugas Anda hanyalah membantu menemukan orang yang cocok untuk mengerjakan proyek tersebut. “Saya bisa bantu, beri waktu sehari….” Kemudian, silakan membawa order proyek itu kepada ahlinya, dan Anda pun berhak atas komisi antara 15-20%. “DILARANG KERAS MENOLAK PROYEK!!!” inilah hukum besi pemburu extra money.

13. Kolektor Kartu Nama

Di setiap kartu nama yang Anda peroleh dari siapa pun, tercantum sekurang-kurangnya satu potensi bisnis sampingan. Agen asuransi, distributor MLM, agen properti, agen kartu kredit, adalah pengoleksi kartu nama terbaik di jagad penjualan. Bagi mereka, kartu nama sama dengan prospek, dan ini berarti peluang mendapat komisi penjualan yang lebih besar. Banyak pemilik kartu nama tidak menyadari bahwa ada bisnis yang bisa digali dari setiap kenalan tersebut. Apalagi kalau Anda bisa menawarkan barang atau jasa yang mereka butuhkan, atau minimal yang dibutuhkan oleh perusahaan mereka.

Koleksi kartu nama akan selalu jadi sumber ide, sumber inspirasi, sumber relasi dan referensi bisnis, dan ujung-ujungnya tetaplah suatu peluang bisnis. Suatu saat, ketika Anda kehabisan prospek, sepi order, atau menginginkan bisnis baru, carilah itu dari koleksi kartu nama Anda. Jika Anda menyadari betul manfaatnya, Anda akan takjub dengan potensi tumpukan kartu nama tersebut. Maka, Anda wajib memberi kartu nama bisnis Anda, sebaliknya wajib pula meminta kartu nama siapa pun yang Anda temui. Tidak boleh tidak!

14. Mendatangi Pameran

Sawah ladang bisnis sampingan dan segala macam bisnis umumnya adalah kerumunan orang banyak. Jadi, jangan lewatkan undangan pernikahan, selamatan, diskusi, seminar, rapat akbar, kampanye, kursus, lokakarya, konferensi, lomba lari maraton, pameran produk kerajinan, pameran buku, baik yang gratis maupun yang bayar. Dalam sekali acara pameran perdagangan, Anda bisa mengumpulkan sekurang-kurangnya 10-20 kartu nama. Hampir semua pemilik kartu nama dalam pameran bisnis adalah orang-orang yang siap 24 jam untuk diajak berbisnis. Maka tidak ada alasan bahwa Anda sulit mencari peluang bisnis.

Tidak percaya? Coba saja cara-cara ini. Semisal Anda punya kamera dan bagus dalam urusan potret-memotret. Berarti segala macam pameran selalu menjadi tambang emas bagi Anda. Begitu banyak orang yang ingin diabadikan dalam peristiwa-peristiwa khusus seperti itu, tetapi mereka tidak cukup persiapan dengan peralatannya. Nah, orang-orang seperti ini biasanya mau membayar sedikit lebih mahal jika keinginannya dipenuhi. Acara-acara seperti itu benar-benar menjadi sumber penghasilan yang berlimpah bagi para fotografer lepas.

15. Lakukan Sekarang Juga!

Tidak ada alasan menunda, Anda harus mencoba. Mulai detik ini, milikilah keberanian menjual ide, gagasan, mimpi, kemampuan, ketrampilan, dan pengalaman Anda. Galilah peluang bisnis setiap ada kesempatan dan di mana saja hal itu memungkinkan. Jika belum berani memasang tarif, coba barter dengan barang-barang kesukaan Anda. Jika berhasil dan orang puas, dan Anda makin percaya diri untuk berbisnis, mulailah menetapkan tarif. Awalnya berjalanlah dengan prinsip “iseng-iseng berhadiah”. Nothing to lose! Jika penghasilan ekstra mulai mengalir, Anda akan temukan suatu kegairahan baru yang tiada tara.[edy zaqeus]

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. bisniskan hobi, itu cocok mas...karena kalo hobi kerjanya jadi senang ndak terpaksa..
    kayak ngeBlog gitu..
    ngeBlog heboh di Empower Network Indonesia

    BalasHapus